Mengapa Disebut “Hamburger” Padahal Tidak Berisi Daging Ham?


Hamburger terdengar seperti gabungan dua kata, ‘ham’ dan ‘burger’. Jadi ketika orang mengingat hamburger, yang ada di pikiran mereka pasti sandwich tebal yang berisi daging sapi tipis (ham). Tapi tidak tahukan kalian kalau di dalam hamburger manapun di dunia ini, sangat jarang (bahkan hampir tidak pernah) orang menaruh daging ham di tengah-tengahnya. Yang ada hanya daging sapi yang digiling halus dan dibentuk menyerupai lempengan (tebal). Bahkan banyak hamburger yang tidak berisi daging. Biasanya diisi keju atau sayuran (hamburger untuk vegetarian).
Lalu darimana kata hamburger berasal? Kenapa meskipun tidak ada daging ham di dalamnya tetap dinamakan hamburger? Bukankah di Indonesia sudah banyak produk yang tidak menggunakan daging dan hanya menggunakan nama “burger” saja (burger keju, burger ikan, spinach -bayam- burger)?
Makanan yang bersifat “roti dan daging” selalu berasal dari Eropa. Sandwich dan pizza berasal dari Eropa, termasuk hamburger. Hamburger berasal dari Jerman. Dahulu orang-orang hanya mengenal sandwich (roti lapis daging). Lalu di beberapa kelompok orang di kota Hamburg membuat suatu inovasi dari sandwich, yaitu menaruh roti tebal berwarna kecoklatan sebagai pengganti roti tawar. Makanan tersebut sangat cepat digemari masyarakat karena bentuknya yang tebal, tidak seperti sandwich. Isi dari hamburger pada awalnya daging giling, bahkan saat merambah ke seluruh Eropa. Tidak ada sedikitpun bentuk daging tipis yang ditaruh di dalamnya.
Untuk menghormati sekelompok masyarakat di Hamburg (yang telah membuat pamor sandwich sempat menghilang dari bumi selama beberapa waktu), nama hamburger masih dipakai sampai sekarang demi menghormati orang-orang Hamburg. Indonesia? Inilah akibat dari kesoktahuan pengusaha-pengusaha Indonesia. Belajar asal-mula ceritanya dulu, baru bangun franchise-nya.