Sistem penilaian di Amerika sangat berbeda dengan sistem penilaian seperti yang kita alami. Dahulu sistem penilaian di Amerika terdiri dari penilaian huruf. Di Endicott, Amerika nilai A,B,C,D,F merupakan nilai hasil prestasi mereka. Sedangkan nilai E adalah semacam komentar atas usaha seorang anak yang berusaha memperbaiki nilainya. E berarti Excellent.
Hal ini menjadikan para siswa dengan mudah mengganti dari F menuju E. Dahulu, sebelum ada sistem penilaian menggunakan komputer, satu goresan saja sudah cukup untuk membuat orang tua mereka tersenyum.
Di beberapa tempat di Amerika, nilai F berarti tidak lulus, sedangkan nilai E adalah sebuah peringatan bagi murid yang nilainya anjlok di semester pertama. Prosedurnya begini, jika seorang anak mendapatkan nilai yang setara dengan nilai ‘tak lulus’ ketika semester pertama, dia akan diberi nilai E agar dia berusaha untuk merubah nilai-nilainya. Jika semester kedua dia bisa memperbaiki nilainya, mungkin sang guru akan memberinya D atau bahkan C. Bagi murid yang tidak berhasil memperbaiki, dia akan mendapatkan nilai F (tidak boleh ada nilai E di akhir semester kedua). Tapi hal ini membuat murid-murid yang mendapatkan nilai E telah merasa bahwa dirinya sudah tak layak lulus. “jadi jika aku sudah dinilai tak pantas lulus, buat apa aku berusaha?” Jadi, para guru yang iba memberikan nilai D (di semester pertama) agar sang murid memiliki semangat untuk terus memperbaiki nilainya.
Hal ini berlanjut hingga pada akhirnya terjadi banyak kasus (gara-gara keteledoran si murid) bahwa sang murid mendapatkan nilai F (tidak lulus) di semester kedua tanpa diberi nilai E (peringatan) di semester pertama. Para orang tua merasa tidak senang dengan keputusan ini. Kemudian, orang tua diberi penekanan bahwa nilai D adalah nilai yang terendah yang bisa didapatkan oleh seorang murid dan harus diperbaiki jika tidak ingin mendapatkan nilai F di akhir semester kedua.
Di beberapa wilayah di Amerika, beberapa sekolah memberikan sistem penilaian berbeda-beda. Seorang mantan Elementary school di Amerika bagian barat, Pamela L. Gibson menyebutkan bahwa dulu sekolah SDnya memberikan penilaian sebagai berikut:
E – Excellent (sempurna)
VG – Very Good (sangat baik)
S – Satisfactory (memuaskan)
P – Poor (buruk)
U – Unsatisfactory (tidak memuaskan)
Pamela mengatakan “Sistem penilaian A-F dihilangkan di sekolah itu agar tidak membingungkan murid dan orang tua akan kebingungan antara nilai E sebagai ancaman tidak lulus atau nilai E yang berarti sempurna.
Charles Northrop memberikan penjelasan lain tentang masa lalunya di sekolahnya. Dia mengirimkan rapor tahun 1965-1966 miliknya kepada sebuah acara di Amerika. Rapor ini menunjukkan sistem penilaian yang tidak biasa:
E – prestasi yang unggul
S+ – kemajuan yang memuaskan
S- – kemajuan yang tidak sesuai harapan
N – perlu perbaikan
J. Orville Smith mengungguli pendapat Charles. Smith bersekolah dasar di Portsmouth, Virginia dari 1918-1926, dimana saat itu skala penilaian yang diberikan berupa kode:
E – Excellent (sempurna)
VG – Very Good (sangat baik)
VG – Very Good (sangat baik)
G – Good (baik)
F – Fair (cukup)
P – Poor (buruk)
VP – Very Poor (sangat buruk)
Di beberapa wilayah kecil di Amerika Utara, ada skala penilaian yang berupa A-E (tanpa F). Hal ini malah membuat para siswa dengan mudahnya meyakinkan orang tua mereka bahwa nilai yang mereka dapat (nilai E) adalah sempurna. Banyak juga orang tua yang tertipu. Dan sampai sekarang, sudah banyak sekolah-sekolah yang mencari sistem penilaian sendiri demi mengurangi risiko penipuan anak terhadap orang tua mereka.
Bagaimana dengan Indonesia. Jika kita bandingkan, sistem pendidikan Indonesia jauh dibawah Amerika. Tetapi saya cukup puas dengan skala penilaian dari 0 -100.