Mayoritas orang yang ingin menjawab pertanyaan ini pasti akan berkata "Mengapa? Supaya dari label pakaian itu kita bisa tahu mana bagian depan dan belakang", Masalahnya, siapa yang punya ide gila menaruh label itu hanya dengan alasan arah depan-belakang? Bukankah label itu sangat tidak nyaman dipakai di punggung kita?
Seperti biasa yang terjadi dalam masalah-masalah semacam ini, ekonomi menunjukkan sisi buruknya. Pakaian adalah dagangan bermarjin laba rendah. Jadi produsen memangkas sebesar-besarnya biaya produksi, bahkan untuk pembuatan label ukuran sekalipun.
Ada satu orang yang bersedia menyatakan bahwa ia tidak malu-malu mengakui praktik yang dilakukan pada industri pakaian tersebut. George Weldon, dari produsen besar pakaian (dalam) Munsingwear mengatakan bahwa label-label pakaian yang dibuat oleh perusahaannya seratus persen terbuat dari katun dan mereka berusaha membuat agar label-label tersebut tidak menyiksa pemakai. Demi inovasi, akhirnya mereka membuat label yang juga terbuat dari kain katun yang sama lembutnya, dan sebegitu lembutnya sehingga konsumen tak dapat membedakan apakah label itu ada di sisi luar atau sisi dalam atau bahkan serasa tak ada.
Seorang penelepon dalam sebuah acara talk show perusahaannya pernah mengaku: "Mengapa para produsen tidak menaruh label-label itu di sisi luar pakaian?" Weldon mengatakan Munsingwear mempertimbangkannya karena khawatir para konsumennya secara tak sengaja mengumumkan ukuran pakaian (dalam) sehingga menjadi bahan tertawaan banyak orang.